Rembuk Stunting merupakan salah satu rangkaian pramusyawarah untuk penyusunan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) , dan juga menjadi amanat Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Desa agar memprioritaskan penggunaan dana desa untuk pencegahan dan penanganan stunting. (Jumat, 30 September 2022)

Turut hadir Dodi chandra, Ka. UPT Pukesmas sarikun, kades sekecamatan Bandar Laksamana, BPD sekecamatan Bandar Laksamana, KPM, kader TPK, guru PAUD, dan kader posyandu.

Rembuk stunting yang dilaksanakan di aula pertemuan kantor camat Bandar Laksamana gunanya untuk membahas pencegahan dan penanganan masalah kesehatan di Desa khususnya stunting dengan mendayagunakan sumber daya pembangunan yang ada di Desa.

Kata sambutan pertama disampai oleh bapak Nicky Hatman Ramdani ,SE selaku sekcam Bandar Laksamana pada sambutannya “Kami dari pem.kecamatan bandar laksamana sangat mengapresiasi kegiatan ini, stunting ini memang harus kita pecahkan, insya allah jika kita mampu cegah stunting bengkalis akan maju dan sejahtera sesuai dengan yang dicita-citakan buk kasmarni dan pak bagus”

“Program bermasa ini sangat berdampak mulai dari pembangunan dan pemberdayaan di bengkalis dari tahun 2020-2025 nantinya, sekali lagi saya ucapkan terima kasih atas kehadiran bapak dan ibu2 sekalian yang peduli dan sedia hadir untuk merembuk masalah stunting di kecamatan kita. Semoga ini menjadi amal jariyah untuk kita bersama” imbuh pak sekcam.

Pada kesempatan ini juga bapak Sarikun selaku Ka. UPT Tenggayun juga menyampaikan sambutan beliau mengatakan “Menangani masalah stuntingKenapa stunting ini sangat diperhatikan, karena pada tahun 2040 akan dijadikan indonesia emas, untuk itu harus disiapkan karakter2 yang berkualitas” untuk itu agar terventuknya karakter yang berkualitas harus adanya perhatian dari orang tua dari

Pada sesi pemaparan data stunting di kecamatan Bandar Laksamana, kepala desan Tanjung Leban bapak H. Atim turut berendapat mengenai permasalahan stunting yang terjadi, “Masalah stunting ini sangat sensitif, jika dikatakan anak itu stunting nantinya akan berdampak pada ibunya, yang mana ibunya tidak lagi mau mengantarkan anaknya ke posyandu karena merasa kecil hati” disinilah nanti tinbul permasalahan kita kader posyandu tidak bisa memantau tumbuh kembang si anak

Semoga setiap pemerintah desa mampu untuk mengatasi percepatan pertumbuhan stunting yang ada.

Writer:SH

Bagikan Berita